Musik Gereja merupakan suatu jenis music
yang popular di kalangan Kekristenan dan music ini juga sudah dikenal sebelum
Kekristenan pada zaman Yahudi, berarti ini menunjukkan bahwa music gereja
sendiri sudah ada ketika kekristenan belum ada, ini memungkinkan agama yahudi
pada saat itu sudah menggunakan music gereja itu sendiri. Alat music yang
mereka gunakan adalah kecapi. Saat ini kita teringat kepada alat music yang
digunakan oleh orang arab, ternyata bahwa nuansa atau kesan dari music zaman
awal itu masih bisa terdengar oleh lantunan music dari arab sampai sekarang,
ini merupakan music yang indah meskipun tidak dapat dipungkiri bahwa not yang
digunakan masih terbatas.
Perjanjian lama mencatat tentang Kidung Miriam di
dalam kitab Keluaran
yang sangat menarik bahwa lagu
yang dipimpin
oleh seorang
wanita: Miryam, nabiah, kakak Harun,
mengambil rebana, dan semua ini pertanda
untuk mengikuti
irama rebana, menari, dan Miriam memimpin mereka dalam
pujian yang Mereka naikkan kepada Tuhan. Berarti sejak dahulu seoarang wanita
sudah bisa memimpin di dalam pujian, hanya sekarang masih ada dominasi gereja
tertentu yang tidak memperbolehkan perempuan untuk memimpin sebuah pujian,
perempuan hanya bisa menjadi penyembah tetapi mereka tidak diperbolehkan
memimpin pujian, kita bisa bersyukur gereja kalangan kita saat ini sudah tidak membatasi hal itu . dan
perempuanpun saat ini sudah bisa menjadi pendeta, ketika kita melihat ke
kalangan gereja katolik sampai saat ini masih tidak memperbolehkan wanita dalam
gereja sebagai pemimpin didalam hirarki mereka.
Perjanjian lama juga mencatat pemimpin
pujian dari kaum lewi yaitu Asaf, Heman dan Yedutun mereka ini dengan anak-anaknya
dan saudara-saudara ditempatkan dalam Bait Allah yaitu ditempatkan disebelah
timur Mesbah, mereka berjubah lenan halus dan bermain simbal, rebana dan
kecapi. Seratus duapuluh imam menemani mereka dan bermain terompet. Semua orag
yang memainkan terompet atau yang menyanyi, bersatu dalam memberikan pujian dan
kemuliaan bagi Tuhan, mereka bersama-sama mengangkat suara lewat alat music
untuk memuji-muji Tuhan, karena Tuhan baik dan cintaNya abadi. Dapat terbayang
dalam pikiran kita ketika gereja saat ini menggunakan alat music yang digunakan
oleh kaum lewi pada saat itu, apalagi ketika mereka melibatkan banyak orang
didalam pelayanan, akan terasa bagaimana Tuhan kita diagungkan dan kita sebagai
penyembah akan merasakan akan hadirnya Tuhan dalam ibadah penyembahan yang kita
lakukan. Kendala saat ini bagi pemimpin pujian atau pemain music adalah sikap
membanggakan diri atau sombong, ini yang rentan kelihatan di gereja saat ini.
Bagaimana kita mau merasakan kehadiran Tuhan dalam diri kita ketika sikap itu
masih muncul dari diri seorang pemimpin pujian. Baiknya seorang pemimpin pujian
itu renda hati dan tidak membanggakan dirinya agar dalam memimpin pujian Tuhan
beserta kita sebagai pemimpin.
Struktur musik telah
diatur oleh bagian liturgi Kemana mazmur
dibagi ('... Ketika
mereka mencapai istirahat Dalam
bernyanyi, mereka meniupan sangkakala
). Istirahat ini
kadang-kadang Ditunjukkan dengan kata Selah, sering diterjemahkan sebagai 'pause’. pengaturan musik yang tepat dari mazmur akan selalu menjadi masalah untuk spekulasi tetapi struktur ayat menawarkan
berbagai petunjuk
tertentu Sejumlah tanggapan musik
dengan struktur puitis dikembangkan dalam ibadah Yahudi
dan merupakan respon yang penting dan digunakan dalam menggambarkan musik pada perayaan kemenangan
Daud dan masih ditemukan
hari ini sehubungan dengan Yahudi
bernyanyi antiphonal.
Pembacaan sebuah Kitab Mazmur pada zaman ini terutama di dalam Kekristenan
sudah berbedah dengan pembacaan Mazmur masa perjanjian lama. Saat ini kalangan
gereja membaca mazmur secara lurus dengan berbicara. Tetapi ketika kita melihat
ke perjanjian lama mereka membaca Mazmur dengan memperhatikan struktur yang
ada, seperti membaca dengan berpuisi dan ketika ada kata selah, mereka berhenti
sejenak untuk merenungkan ayat yang sudah dibaca itu sambil diiringi music yang
ada. Dan ini menunjukkan betapa hikmatnya pembacaan Mazmur itu sendiri.
Kemungkin besar bahwa cara membacakan Mazmur itu adalah seperti agama islam
ketika mereka sembayang.
Alkitab memberikan banyak
bukti dari pengembangan secara
bertahap ibadah sinagoga.
unsur musik yang
bekerja di banyak adegan dalam
sejarah Israel kuno; itu menyertai ekspresi
emosi yang kuat, yang pada gilirannya
sering kali, penyebabkan
sesuatu secara dramatis Seperti runtuhnya tembok Yerikho oleh
karena penyembahan. Ibadah di Bait Allah pasti mendebarkan
karena zaman akhir genteng musik menjadi bagian dari ritual yang
tampaknya telah meninggalkan sedikit ruang untuk spontanitas. Sebaliknya, itu bertindak lebih
sebagai simbol. Terompet, misalnya, diwakili kekuasaan,
otoritas dan keagungan
Allah, sedangkan nyanyian
suci adalah pengingat ampuh kesucian kitab
suci, pengaturan firman Allah
terpisah dari percakapan tidak kudus dari kehidupan
sehari-hari. Orang yang
melayani di sinagoga harus kudus seratus persen, karena kalau tidak meraka
sendiri yang akan celaka, apalagi yang masuk kedalam bait Allah Cuma imam
tertentu saja.
Musik dalam gereja awal tidak terlepas
dari Tradisi sinagoge
yang terus diserap ke dalam ibadah Kristen, meskipun memutuskan
bahwa pagan mengkonversi ke Kristen tidak perlu memelihara
hukum Moses. Cantoria dilatih untuk memimpin nyanyian di rumah ibadat dan kemudian dikonversi ke iman Kristen, terus menempatkan keterampilan mereka untuk digunakan dalam gereja baru mereka. Tardisi
sinangoge menunjukkan bahwa di dalam music gereja awal masih mengadopsi
tatacara ibadah disinagoge, sampai sekarang masih bisa menggunakan tradisi itu.
Selanjutnya, isi kitab suci
sinagoge dan ibadah Kristen awal telah terbukti sesuai dalam beberapa
jalan yang luar
biasa Titik-titik ini perbandingan didokumentasikan
dengan baik, tetapi untuk membandingkan musik dari gereja
mula-mula dengan sinagoge adalah lebih sulit. Baik
Yahudi maupun Kristen
diketahui telah mencatat salah satu musik yang mereka digunakan untuk ibadah sampai setidaknya
keenam atau ketujuh abad. Cara terbaik dan
mungkin hanya penyelidikan
tidak langsung-dengan
membandingkan sumber-sumber musik tertua
tertulis dari gereja Kristen dengan masa kini bernyanyi
dari komunitas-komunitas Yahudi yang mempertahankan
tradisi mereka lebih dari dua ribuan tahun. Terisolasi
dan sangat ortodoks Yahudi Yaman membentuk satu masyarakat yang musiknya menunjukkan beberapa korespondensi yang luar biasa dengan sumber-sumber
Kristen awal dikenal. Namun, orang Kristen juga menyusun
baru lagu dalam perayaan
iman: dipenuhi dengan Roh. Nyanyikan
kata-kata dan lagu-lagu
mazmur berakhir himne
ketika Anda bersama-sama, dan terus bernyanyi
dan nyanyian kepada Tuhan dalam hati Anda.
Sebagai bagian
dari proses peningkatan otoritas Gereja Roma, Gregory sangat dianjurkan
kesesuaian dalam gaya ibadah. Berbeda
dengan liturgi Latin (Mozarabic, Gallican, Ambrosian, Celtic) secara bertahap
diserap ke dalam Romawi, dengan efek yang tak terelakkan pada melodi yang
mencirikan mereka. Musik masih tidak ditulis, sulit untuk mengatakan apa ada perubahan dinamika , tetapi oleh
waktu musik secara luas
dinotasikan (sekitar abad ke gigi) ada di dalam kesepakatan universal pada bentuk tahun ibadah-gereja
didirikan, bersama dengan struktur liturgi dan musik.
Paus Gregorius,
diplomat besar, administrator dan teolog, mungkin akan terkejut mengetahui
bahwa dia paling banyak diingat untuk perubahan musik dalam liturgi Romawi
dan yang terjadi
selama kepausannya. Atribut abadi ini
adalah hasil dari perbuatan musik apokrifa abad
pertengahan kemudian Diciptakan untuk dia, karena itu tradisi lama yang
memberikan nama lagu Gregorian dengan koleksi terkaya Kristen di dunia. Gereja katolik masih menjunjung
tinggi gaya peribadahan zaman dulu. Apalagi ketika kita melihat ibadah paskah
yang dilalukan di vatikan, terlihat mereka secara hikmad mengikutinya dan
nuansa yang terbayang dalam pikiran kita adalah seperti ibadah pada zaman dulu.
Berarti bahwa music zaman perjanjian lama masih sangat berperan penting dalam
ibadah kekristenan saat ini terutama didalam kalangan katolik ortodoks.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar