Entri Populer

Entri Populer

Sabtu, 08 April 2017

Analisis Lagu Amazing Grace menurut Teori Roland Barthes



PENDAHULUAN

Konteks Masalah
Sering kita berpikir bahwa lagu-lagu pujian umat Kristen dan nyanyian-nyanyian rohani yang dikumandangkan di gereja-gereja, pasti diciptakan oleh orang-orang yang kehidupannya saleh. Namun sebenarnya tidak demikian. Masa lalu kehidupan para pencipta nyanyian rohani itu bermacam-macam. Mereka manusia biasa seperti kita. Tidak jarang di antara mereka, memiliki masa lalu yang sangat kelam dan bahkan menjijikkan. Masa lalu yang karena begitu menjijikkannya, kita pikir mungkin Tuhan tidak akan pernah mau memakai mereka untuk mengharumkan namaNya.
Pada tahun 1748 sebuah kapal dagang  mengalami bencana dahsyat dalam pelayarannya ke Inggris. Ketika itu badai mengamuk kencang mengguncang seluruh awak kapal serta barang-barang bawaan mereka, semua orang yang berada di atas kapal tersebut panik dan banyak diantaranya pasrah menerima kematian sebab bencana topan diatas air laut itu tampaknya tidak memberi harapan pada kapal mereka untuk selamat dan segera akan menenggelamkan mereka ke dasar laut. Ditengah keadaan yang sulit, John Newton seorang pemuda asal Inggris yang juga berada diatas kapal tersebut menjadi sangat ketakutan. Ia menganggap dirinya seperti Yunus yang sedang berlayar membawa 'dosa' . Tak heran karena perdagangan budak kulit hitam dari Afrika adalah menjadi lahan bisnisnya selama ini. Ia kerap kali berlayar ke Afrika mencari pemuda-pemuda cakap dan menjual mereka ke Inggris untuk dijadikan budak. Di tengah malam dalam kapal yang berguncang keras tersebut akhirnya ia keluar lalu berdoa memohon kepada Allah agar menyelamatkannya.

Seperti mujizat, tak lama kemudian laut menjadi tenang seketika itu juga, dan kapal yang berada dalam bahaya itupun akhirnya selamat dari tengah badai topan yang mengamuk serta kembali berlayar dengan tenang. Peristiwa ini lalu menjadi awal titik balik pertobatan John Newton dari dunia perdagangan budak, perjudian dan dari seorang pemabuk berat. 6 tahun kemudian John Newton benar-benar memilih jalannya untuk menyerahkan diri menjadi pelayan Tuhan dengan meninggalkan dunianya yang lama dan belajar ilmu teologi Kristen untuk menjadi seorang Pendeta.
Perjumpaannya dengan kuasa Tuhan dalam badai kapal tersebut akhirnya melahirkan sebuah lagu sederhana namun sangat terkenal dari masa ke masa. Lagu indah sebagai luapan syukur hatinya atas anugerah Allah. Lagu indah yang telah menjadi penghiburan bagi banyak orang disaat sukar dan gentar.
Lagu “Amazing Grace” adalah salah satu lagu pujian yang diciptakan oleh John Newton pada tahun 1779, atas dasar kesaksiannya sebagai seorang yang pernah mengalami ajaibnya anugerah Tuhan yang telah menyelamatkan hidupnya diatas kapal yang hampir tenggelam.
Pendeta John Newton tetap berkotbah di sepanjang hidupnya sekalipun pada masa tuanya ia menjadi buta secara fisik, dan meninggal dunia pada bulan Desember tahun 1807. Dalam keadaannya yang buta ia memberikan kesaksian keselamatannya yang lebih berharga dari apapun yang dahulu ia miliki. Ia berkata,
“Dulu aku buta namun sekarang aku melihat”. Karena ia telah menerima anugerah Allah yang menyelamatkan jalan hidupnya menuju terang.
Di waktu yang sama, lewat lagu indah “Amazing Grace” karya John Newton itu pula terciptalah sejarah baru bagi Kerajaan Inggris. Lagu indah tersebut telah begitu mengetuk pintu hati William Wilberforce seorang anggota parlemen Inggris dan juga ‘anak rohani’ dari John Newton untuk berjuang menghapuskan perdagangan budak kulit hitam yang memalukan di negaranya. Atas dasar anugerah Allah yang besar, dengan penuh keberanian dan dengan lantang Wilberforce menyatakan dalam kampanyenya bahwa,
“Ingatlah...Tuhan menciptakan semua manusia sama.”
Melalui perjuangan panjang Wilberforce, pada bulan Agustus tahun 1833 parlemen Inggris akhirnya menetapkan untuk menghapuskan segala bentuk perbudakan dari Kerajaan Inggris.
Jika Anda mendengar lagu “Amazing Grace” (Ajaib Benar Anugerah) maka kita dapat merasakan betapa besarnya rasa syukur yang terucap dari pengarangnya atas anugerah Allah yang bersedia menyelamatkan siapapun juga yang mau datang dan berserah pada-Nya.
Sebuah lagu yang menjadi pujian kepada Allah dan juga lagu yang telah mengawali lahirnya sebuah sejarah baru bagi dunia.





Amazing Grace

    Amazing grace
How sweet the sound   That saved a wretch like me!   I once was lost, but now am found;    Was blind, but now I see.

Twas grace that taught my heart to fear,
    And grace my fears relieved
    How precious did that grace appear
    The hour I first believed.

Through many dangers, toils, and snares
    I have already come
    'Tis grace that brought me safe thus far,
    And grace will lead me home.

Fokus Masalah
Berdasarkan uraian konteks masalah di atas, maka fokus masalah dalam penelitian ini adalah: “Bagaimana makna Denotatif, Konotatif dan Mitos yang terkandung dalam lirik lagu “Amizing Grace” yang diciptakan oleh Jhon Newton”
Tujuan Penulisan
Adapun yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah:
Penulisan ini bertujuan untuk mengetahui makna denotatif, makna konotatif, serta mitos yang terdapat dalam lirik lagu “Amizing Grace” yang diciptakan oleh Jhon Newton.

KAJIAN PUSTAKA
Perspektif/Paradigma
Penulisan ini menggunakan paradigma konstruktivis. Kajian paradigma konstruktivis menempatkan posisi penulisan setara dan sebisa mungkin masuk dengan obyeknya, dan berusaha memahami dan mengkonstruksi sesuatu yang menjadi pemahaman si subjek terhadap objek yang akan diteliti.





Uraian Teoritis
1. Semiotika

Semiotika menurut Morissan (Morissan dan Wardhani, 2009: 27) merupakan studi mengenai tanda (sign) dan simbol. Semiotika mencakup teori utama mengenai bagaimana tanda memiliki objek, ide, situasi, keadaan, perasaan, dan sebagainya yang berada di luar diri. Hjelmselv (dalam Sobur, 2004: 16) mendefinisikan tanda sebagai suatu keterhubungan antara wahana ekspresi (expression plan) dan wahana isi (content plan).
Jadi, fokus utama semiotik adalah teks. Di dalam semiotik, penerima atau pembaca dipandang memiliki peranan yang lebih aktif dibandingkan sebagian besar model proses. Semiotik lebih memilih istilah “pembaca (reader)” dibandingakan “penerima (receiver)” karena istilah tersebut menunjukkan derajat aktivitas yang lebih besar dan juga membaca adalah sesuatu yang kita pelajari untuk melakukannya; jadi hal tersebut ditentukan oleh pengalaman budaya dari pembaca. Pembaca membantu menciptakan makna dari teks dengan membawa pengalaman, sikap, dan emosi yang dimiliki ke dalam makna (Fiske, 2012: 67).

2. Teori Roland Barthes

Ada beberapa tokoh dalam semiotika selain Peirce dan Saussure, salah satu tokoh yang mendalami tentang semiotika adalah Roland Barthes. Salah satu area penting yang dirambah Barthes dalam studinya tentang tanda adalah peran pembaca (the reader). Fokus perhatian Barthes tertuju kepada gagasan tentang signifikasi dua tahap (two order of significations). Signifikasi tahap pertama merupakan hubungan antara signifier dan signified (makna denotasi). Pada tatanan ini menggambarkan relasi antara penanda (objek) dan petanda (makna) di dalam tanda, dan antara tanda dan dengan referannya dalam realitasnya eksternal. Hal ini mengacu pada makna sebenarnya (riil) dari penanda (objek). Dan signifikasi tahap kedua adalah interaksi yang terjadi ketika tanda bertemu (makna konotasi).
Dalam kerangka Barthes, konotasi identik dengan operasi ideologi, yang disebutnya sebagai mitos. Mitos berfungsi untuk mengungkapkan dan memberikan pembenaran bagi nilai-nilai dominan yang berlaku dalam suatu periode tertentu (Sobur, 2004: 71).

Makna
Orang-orang sering menggunakan istilah pesan dan makna secara bergantian. Akan tetapi, jika dilihat dari sudut semantik, dapat dikatakan bahwa „pesan‟ itu tidak sama dengan „makna‟ –pesan bisa memiliki lebih dari satu makna, dan beberapa pesan bisa memiliki satu makna (Sobur, 2004: 255).
Makna dari sebuah wahana tanda menurut Umberto Eco (Sobur, 2004: 255) adalah satuan kultural yang diperagakan oleh wahana-wahana tanda yang lainnya serta, dengan begitu, secara semantik mempertunjukkan ulah ketidaktergantungannya pada wahana tanda yang sebelumnya.

METODOLOGI PENELITIAN
Metode Penelitian
Metode yang dipakai dalam penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif dengan analisis semiotika. Semiotika yang digunakan adalah semiotika Roland Barthes
Objek Penulisan
Objek dalam penelitian ini adalah lirik lagu “Amizing Grace” yang di ciptakan oleh Jhon Newton
Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penulisan ini adalah:

1. Data Primer
Data primer merupakan sumber data penelitan yang diperoleh secara langsung dari sumber asli. Bentuk dari data primer yaitu melalui penelitian kepustakaan dengan mengumpulkan berbagai literatur dan bacaan yang relevan yang dapat mendukung penelitian ini.

2. Data Sekunder
Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari catatan-catatan dokumen dan juga sumber dari kepustakaan. Peneliti mencari referensi dari berbagai artikel, website, majalah maupun buku-buku yang relevan sebagai penunjang yang dapat memperkuat data dalam penelitian ini.

Teknik Analisis Data
Penulisan ini akan dianalisis menggunakan analisis semiotika dari Roland Barthes. Unsur-unsur semiotika Roland Barthes memfokuskan pada signifikasi dua tahap (two orders of significations) yang berupa denotasi (penanda) dan konotasi (petanda) pada masing-masing lirik yang terdapat dalam lagu “Amizing Grace”. Analisis akan dilakukan dengan cara memilah bait per bait dari teks lagu tersebut dan keselurahan analisis nantinya akan disajikan dalam bentuk Tabel.


PEMBAHASAN
Penjabaran Lirik lagu Amazing Grace adalah sebagai berikut
Objek Penelitian
Denotasi
Konotasi
Mitos
Amazing Grace, how sweet the sound,
That saved a wretch like me.
Ajaib benar anugerah
pembaru hidupku!
Keajaiban kuasa Tuhan atas anugerahNya kepada kita, dapat memberikan pembaharuan kehidupan untuk kita dari yang jahat ke kehidupan yang baik
Keajaiban Tuhan yang tak diduga oleh manusia, seperti ketika Tuhan memberi Anugerah didalam kehidupan seseorang yang sungguh luarbiasa, atas semuanya itu kita dibaharui kehidapan dengan berbalik ke jalan yang benar.
I once was lost but now am found,
Was blind, but now I see.
'Ku hilang, buta bercela;
oleh-Nya 'ku sembuh.
Aku kehilangan arah, tidak tau mau melakukan apa, buta secara Rohani, tetapi karena Tuhan menyertai kehidupannya, akhirnya dia melihat keselamatan kekal, dan mendapatkan kesembuhan.
Kehilangan arah dan jauh dari perintah perbuatan yang benar, hidup selalu melawan kehendak Tuhan, tapi Tuhan tidak pernah membalaskan yang jahat, hanya saja DIA menegur saya supaya saya dapat berbalik ke jalan yang benar. Dan melakukan perintahnya dengan benar.
T'was Grace that taught my heart to fear.
And Grace, my fears relieved.
Ketika insaf, 'ku cemas,
sekarang 'ku lega!
Kecemasan itu terkadang timbul dari diri kita, kawatir akan kehidupan, namun ketika hidup berpaud pada Tuhan maka kita akan lega.
Disaat kita berpikir, dan takut untuk melakukan yang benar, oleh karena desakan dari lingkungan. Hal itu akan membuat kecemasan.  Tp karena Tuhan yang menolong untuk meninggalkan perbuatan tidak baik kita, kecemasan itu hilang dan sayapun merasakan akan kelegaan.
How precious did that Grace appear
The hour I first believed.
Syukur, bebanku t'lah lepas
berkat anugerah!
Mengucap syukur kepada Tuhan karena Dia memberikan kelegaan oleh karena beban kita telah lepas. Semua itu didapatkan hanya dengan Anugerah dari Tuhan semata.
Mengucap syukur untuk pertolongan dari Tuhan yang dirasakan oleh manusia(pencipta lagu) oleh karena beban yang selama ini dipikul terasa ringan karena sudah dilepaskan oleh kuasa Tuhan, sungguh mulia berkat itu sendiri dan anugerah pengasihannya kepada setiap umatnya.
Through many dangers, toils and snares
I have already come;
Di jurang yang penuh jerat
terancam jiwaku;
Banyak godaan yang bias menjatuhkan manusia kedalam jurang yang penuh jerat, bahkan akan membuat jiwa kita terancam.
Didalam setiap kehidupan manusia memiliki banyak tantangan hidup, terkadang menjerat setiap hati kita, membawa kita ke hidup yang menyimpang dari Tuhan oleh karena tawaran dunia sangat menarik, godaan terkadang mengalahkan kita akibatnya jiwa kita terancam, tidak bias mengendalikan diri.
'Tis Grace that brought me safe thus far
and Grace will lead me home.
anug'rah kupegang erat
dan aman pulangku.
Kasih karunia yang Tuhan beri tak akan aku sia-siakan karena itu pemberian gratis dari Tuhan, saya akan tetap setia supaya aku aman bersamaNya
Pemberian Tuhan yang sangat berharga jangan perna kita sia-siakan, genggamlah itu dalam menjalani kehidupanmu, agar engkau tetap dalam lindungan Tuhan, apapun yang kamu kerjakan ketika melibatkan Tuhan maka percaya kamu akan aman bersama Tuhan.

KESIMPULAN
      Adanya kesimpulan makna yang terkandung didalam lirik lagu Amizing Grace, penulis menyimpulkan bahwa makna pada lagu ini adalah.
*      Kebesaran kuasa Tuhan yang sudah menyelamatkan seorang yang berdosa dari bencana yang dasyat.
*      Tuhan selalu memberikan pengampunan kepada setiap manusia yang ingin bertobat, tanpa melihat perbuatan atau dosa apa yang sudah diperbuat oleh umatNya
*      Tersirat bahwa kita bias diselamatkan hanya oleh karena Anugerah dari Tuhan yang suda menciptakan kita umat manusia.
*      Kita sebagai manusia patut bersyukur dan memberi diri untuk menjadi pelayan diladangNya Tuhan seperti yang dilakukan oleh Jhon Newton
Ternyata ada banyak orang bertobat ketika mendengarkan lagu Amizing Grace ini dari beberapa dekade. Liriknya yang terasa sederhana namun maknanya yang mendalam membuat orang-orang banyak merasakan hadirat Tuhan saat mendengar lagu Amizing Grace ini.

1 komentar:

  1. Amazing Grace - Lan E Sape
    https://www.youtube.com/watch?v=Z_xeMUT-yYA

    BalasHapus

Cara Gabung TOMASJEK

Cara mendownload TOMASJEK: Silahkan masuk di Play Store lalu kemudian ketik TOMASJEK di pencarian setelah itu tekan instal dan tung...