PENDAHULUAN
Konteks Masalah
Sering
kita berpikir bahwa lagu-lagu pujian umat Kristen dan nyanyian-nyanyian rohani
yang dikumandangkan di gereja-gereja, pasti diciptakan oleh orang-orang yang
kehidupannya saleh. Namun sebenarnya tidak demikian. Masa lalu kehidupan para
pencipta nyanyian rohani itu bermacam-macam. Mereka manusia biasa seperti kita.
Tidak jarang di antara mereka, memiliki masa lalu yang sangat kelam dan bahkan
menjijikkan. Masa lalu yang karena begitu menjijikkannya, kita pikir mungkin
Tuhan tidak akan pernah mau memakai mereka untuk mengharumkan namaNya.
Pada tahun 1748 sebuah kapal dagang mengalami bencana
dahsyat dalam pelayarannya ke Inggris. Ketika itu badai mengamuk kencang
mengguncang seluruh awak kapal serta barang-barang bawaan mereka, semua orang
yang berada di atas kapal tersebut panik dan banyak diantaranya pasrah menerima
kematian sebab bencana topan diatas air laut itu tampaknya tidak memberi
harapan pada kapal mereka untuk selamat dan segera akan menenggelamkan mereka
ke dasar laut. Ditengah keadaan yang sulit, John Newton seorang pemuda
asal Inggris yang juga berada diatas kapal tersebut menjadi sangat ketakutan.
Ia menganggap dirinya seperti Yunus yang sedang berlayar membawa 'dosa' . Tak
heran karena perdagangan budak kulit hitam dari Afrika adalah menjadi lahan
bisnisnya selama ini. Ia kerap kali berlayar ke Afrika mencari pemuda-pemuda
cakap dan menjual mereka ke Inggris untuk dijadikan budak. Di tengah malam
dalam kapal yang berguncang keras tersebut akhirnya ia keluar lalu berdoa
memohon kepada Allah agar menyelamatkannya.
Seperti mujizat, tak lama kemudian laut menjadi tenang
seketika itu juga, dan kapal yang berada dalam bahaya itupun akhirnya selamat
dari tengah badai topan yang mengamuk serta kembali berlayar dengan tenang.
Peristiwa ini lalu menjadi awal titik balik pertobatan John Newton dari dunia
perdagangan budak, perjudian dan dari seorang pemabuk berat. 6 tahun kemudian
John Newton benar-benar memilih jalannya untuk menyerahkan diri menjadi pelayan
Tuhan dengan meninggalkan dunianya yang lama dan belajar ilmu teologi Kristen
untuk menjadi seorang Pendeta.
Perjumpaannya dengan kuasa Tuhan dalam badai kapal tersebut
akhirnya melahirkan sebuah lagu sederhana namun sangat terkenal dari masa ke
masa. Lagu indah sebagai luapan syukur hatinya atas anugerah Allah. Lagu indah
yang telah menjadi penghiburan bagi banyak orang disaat sukar dan gentar.
Lagu “Amazing Grace” adalah salah satu lagu pujian yang
diciptakan oleh John Newton pada tahun 1779, atas dasar kesaksiannya sebagai
seorang yang pernah mengalami ajaibnya anugerah Tuhan yang telah menyelamatkan
hidupnya diatas kapal yang hampir tenggelam.
Pendeta John Newton tetap berkotbah di sepanjang hidupnya
sekalipun pada masa tuanya ia menjadi buta secara fisik, dan meninggal dunia
pada bulan Desember tahun 1807. Dalam keadaannya yang buta ia memberikan
kesaksian keselamatannya yang lebih berharga dari apapun yang dahulu ia miliki.
Ia berkata,
“Dulu
aku buta namun sekarang aku melihat”. Karena ia telah menerima anugerah Allah yang menyelamatkan
jalan hidupnya menuju terang.
Di waktu yang sama, lewat lagu indah “Amazing Grace” karya
John Newton itu pula terciptalah sejarah baru bagi Kerajaan Inggris. Lagu indah
tersebut telah begitu mengetuk pintu hati William Wilberforce seorang
anggota parlemen Inggris dan juga ‘anak rohani’ dari John Newton untuk berjuang
menghapuskan perdagangan budak kulit hitam yang memalukan di negaranya. Atas
dasar anugerah Allah yang besar, dengan penuh keberanian dan dengan lantang
Wilberforce menyatakan dalam kampanyenya bahwa,
“Ingatlah...Tuhan
menciptakan semua manusia sama.”
Melalui perjuangan panjang Wilberforce, pada bulan Agustus
tahun 1833 parlemen Inggris akhirnya menetapkan untuk menghapuskan segala
bentuk perbudakan dari Kerajaan Inggris.
Jika Anda mendengar lagu “Amazing Grace” (Ajaib Benar
Anugerah) maka kita dapat merasakan betapa besarnya rasa syukur yang terucap
dari pengarangnya atas anugerah Allah yang bersedia menyelamatkan siapapun juga
yang mau datang dan berserah pada-Nya.
Sebuah lagu yang menjadi pujian kepada Allah dan juga lagu
yang telah mengawali lahirnya sebuah sejarah baru bagi dunia.
Amazing
Grace
Amazing grace
How sweet the sound That saved a wretch like me! I once was lost, but now am found; Was blind, but now I see.
How sweet the sound That saved a wretch like me! I once was lost, but now am found; Was blind, but now I see.
Twas grace that taught my heart to fear,
And grace my fears relieved
How precious did that grace
appear
The hour I first believed.
Through many dangers, toils, and snares
I have already come
'Tis grace that brought me
safe thus far,
And grace will lead me home.
Fokus Masalah
Berdasarkan
uraian konteks masalah di atas, maka fokus masalah dalam penelitian ini adalah:
“Bagaimana makna Denotatif, Konotatif dan Mitos yang terkandung dalam lirik
lagu “Amizing Grace” yang diciptakan oleh Jhon Newton”
Tujuan
Penulisan
Adapun yang
menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah:
Penulisan ini bertujuan untuk mengetahui makna
denotatif, makna konotatif, serta mitos yang terdapat dalam lirik lagu “Amizing
Grace” yang diciptakan oleh Jhon Newton.
KAJIAN
PUSTAKA
Perspektif/Paradigma
Penulisan
ini menggunakan paradigma konstruktivis. Kajian paradigma konstruktivis
menempatkan posisi penulisan setara dan sebisa mungkin masuk dengan obyeknya,
dan berusaha memahami dan mengkonstruksi sesuatu yang menjadi pemahaman si
subjek terhadap objek yang akan diteliti.
Uraian Teoritis
1. Semiotika
Semiotika
menurut Morissan (Morissan dan Wardhani, 2009: 27) merupakan studi mengenai
tanda (sign) dan simbol. Semiotika mencakup teori utama mengenai
bagaimana tanda memiliki objek, ide, situasi, keadaan, perasaan, dan sebagainya
yang berada di luar diri. Hjelmselv (dalam Sobur, 2004: 16) mendefinisikan
tanda sebagai suatu keterhubungan antara wahana ekspresi (expression plan)
dan wahana isi (content plan).
Jadi, fokus utama
semiotik adalah teks. Di dalam semiotik, penerima atau pembaca dipandang
memiliki peranan yang lebih aktif dibandingkan sebagian besar model proses.
Semiotik lebih memilih istilah “pembaca (reader)” dibandingakan “penerima
(receiver)” karena istilah tersebut menunjukkan derajat aktivitas yang
lebih besar dan juga membaca adalah sesuatu yang kita pelajari untuk
melakukannya; jadi hal tersebut ditentukan oleh pengalaman budaya dari pembaca.
Pembaca membantu menciptakan makna dari teks dengan membawa pengalaman, sikap,
dan emosi yang dimiliki ke dalam makna (Fiske, 2012: 67).
2. Teori Roland
Barthes
Ada
beberapa tokoh dalam semiotika selain Peirce dan Saussure, salah satu tokoh
yang mendalami tentang semiotika adalah Roland Barthes. Salah satu area penting
yang dirambah Barthes dalam studinya tentang tanda adalah peran pembaca (the
reader). Fokus perhatian Barthes tertuju kepada gagasan tentang signifikasi
dua tahap (two order of significations). Signifikasi tahap pertama
merupakan hubungan antara signifier dan signified (makna denotasi). Pada
tatanan ini menggambarkan relasi antara penanda (objek) dan petanda (makna) di
dalam tanda, dan antara tanda dan dengan referannya dalam realitasnya
eksternal. Hal ini mengacu pada makna sebenarnya (riil) dari penanda (objek).
Dan signifikasi tahap kedua adalah interaksi yang terjadi ketika tanda bertemu
(makna konotasi).
Dalam
kerangka Barthes, konotasi identik dengan operasi ideologi, yang disebutnya
sebagai mitos. Mitos berfungsi untuk mengungkapkan dan memberikan pembenaran
bagi nilai-nilai dominan yang berlaku dalam suatu periode tertentu (Sobur,
2004: 71).
Makna
Orang-orang
sering menggunakan istilah pesan dan makna secara bergantian.
Akan tetapi, jika dilihat dari sudut semantik, dapat dikatakan bahwa „pesan‟
itu tidak sama dengan „makna‟ –pesan bisa memiliki lebih dari satu makna, dan
beberapa pesan bisa memiliki satu makna (Sobur, 2004: 255).
Makna
dari sebuah wahana tanda menurut Umberto Eco (Sobur, 2004: 255) adalah satuan
kultural yang diperagakan oleh wahana-wahana tanda yang lainnya serta, dengan
begitu, secara semantik mempertunjukkan ulah ketidaktergantungannya pada wahana
tanda yang sebelumnya.
METODOLOGI PENELITIAN
Metode Penelitian
Metode
yang dipakai dalam penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif dengan
analisis semiotika. Semiotika yang digunakan adalah semiotika Roland Barthes
Objek Penulisan
Objek
dalam penelitian ini adalah lirik lagu “Amizing Grace” yang di ciptakan oleh Jhon
Newton
Teknik Pengumpulan
Data
Teknik pengumpulan
data yang dilakukan dalam penulisan ini adalah:
1. Data Primer
Data
primer merupakan sumber data penelitan yang diperoleh secara langsung dari
sumber asli. Bentuk dari data primer yaitu melalui penelitian kepustakaan dengan
mengumpulkan berbagai literatur dan bacaan yang relevan yang dapat mendukung
penelitian ini.
2. Data Sekunder
Data
sekunder merupakan data yang diperoleh dari catatan-catatan dokumen dan juga
sumber dari kepustakaan. Peneliti mencari referensi dari berbagai artikel,
website, majalah maupun buku-buku yang relevan sebagai penunjang yang dapat
memperkuat data dalam penelitian ini.
Teknik Analisis
Data
Penulisan
ini akan dianalisis menggunakan analisis semiotika dari Roland Barthes.
Unsur-unsur semiotika Roland Barthes memfokuskan pada signifikasi dua tahap (two
orders of significations) yang berupa denotasi (penanda) dan konotasi
(petanda) pada masing-masing lirik yang terdapat dalam lagu “Amizing Grace”.
Analisis akan dilakukan dengan cara memilah bait per bait dari teks lagu
tersebut dan keselurahan analisis nantinya akan disajikan dalam bentuk Tabel.
PEMBAHASAN
Penjabaran
Lirik lagu Amazing Grace adalah sebagai berikut
Objek Penelitian
|
Denotasi
|
Konotasi
|
Mitos
|
Amazing Grace, how
sweet the sound,
That saved a wretch like me. |
Ajaib benar anugerah
pembaru hidupku! |
Keajaiban kuasa Tuhan atas
anugerahNya kepada kita, dapat memberikan pembaharuan kehidupan untuk kita
dari yang jahat ke kehidupan yang baik
|
Keajaiban Tuhan yang tak diduga
oleh manusia, seperti ketika Tuhan memberi Anugerah didalam kehidupan
seseorang yang sungguh luarbiasa, atas semuanya itu kita dibaharui kehidapan
dengan berbalik ke jalan yang benar.
|
I once was lost but now am found,
Was blind, but now I see. |
'Ku hilang, buta bercela;
oleh-Nya 'ku sembuh. |
Aku kehilangan arah, tidak tau
mau melakukan apa, buta secara Rohani, tetapi karena Tuhan menyertai kehidupannya,
akhirnya dia melihat keselamatan kekal, dan mendapatkan kesembuhan.
|
Kehilangan arah dan jauh dari
perintah perbuatan yang benar, hidup selalu melawan kehendak Tuhan, tapi
Tuhan tidak pernah membalaskan yang jahat, hanya saja DIA menegur saya supaya
saya dapat berbalik ke jalan yang benar. Dan melakukan perintahnya dengan
benar.
|
T'was Grace that taught my heart
to fear.
And Grace, my fears relieved. |
Ketika insaf, 'ku cemas,
sekarang 'ku lega! |
Kecemasan itu terkadang timbul
dari diri kita, kawatir akan kehidupan, namun ketika hidup berpaud pada Tuhan
maka kita akan lega.
|
Disaat kita berpikir, dan takut
untuk melakukan yang benar, oleh karena desakan dari lingkungan. Hal itu akan
membuat kecemasan. Tp karena Tuhan
yang menolong untuk meninggalkan perbuatan tidak baik kita, kecemasan itu
hilang dan sayapun merasakan akan kelegaan.
|
How precious did that Grace
appear
The hour I first believed. |
Syukur, bebanku t'lah lepas
berkat anugerah! |
Mengucap syukur kepada Tuhan
karena Dia memberikan kelegaan oleh karena beban kita telah lepas. Semua itu
didapatkan hanya dengan Anugerah dari Tuhan semata.
|
Mengucap syukur untuk pertolongan
dari Tuhan yang dirasakan oleh manusia(pencipta lagu) oleh karena beban yang
selama ini dipikul terasa ringan karena sudah dilepaskan oleh kuasa Tuhan,
sungguh mulia berkat itu sendiri dan anugerah pengasihannya kepada setiap
umatnya.
|
Through many dangers, toils and
snares
I have already come; |
Di jurang yang penuh jerat
terancam jiwaku; |
Banyak godaan yang bias
menjatuhkan manusia kedalam jurang yang penuh jerat, bahkan akan membuat jiwa
kita terancam.
|
Didalam setiap kehidupan manusia
memiliki banyak tantangan hidup, terkadang menjerat setiap hati kita, membawa
kita ke hidup yang menyimpang dari Tuhan oleh karena tawaran dunia sangat
menarik, godaan terkadang mengalahkan kita akibatnya jiwa kita terancam,
tidak bias mengendalikan diri.
|
'Tis Grace that brought me safe
thus far
and Grace will lead me home. |
anug'rah kupegang erat
dan aman pulangku. |
Kasih karunia yang Tuhan beri tak
akan aku sia-siakan karena itu pemberian gratis dari Tuhan, saya akan tetap
setia supaya aku aman bersamaNya
|
Pemberian Tuhan yang sangat berharga
jangan perna kita sia-siakan, genggamlah itu dalam menjalani kehidupanmu,
agar engkau tetap dalam lindungan Tuhan, apapun yang kamu kerjakan ketika
melibatkan Tuhan maka percaya kamu akan aman bersama Tuhan.
|
KESIMPULAN
Adanya kesimpulan makna yang terkandung
didalam lirik lagu Amizing Grace, penulis menyimpulkan bahwa makna pada lagu
ini adalah.




Ternyata
ada banyak orang bertobat ketika mendengarkan lagu Amizing Grace ini dari
beberapa dekade. Liriknya yang terasa sederhana namun maknanya yang mendalam
membuat orang-orang banyak merasakan hadirat Tuhan saat mendengar lagu Amizing
Grace ini.
Amazing Grace - Lan E Sape
BalasHapushttps://www.youtube.com/watch?v=Z_xeMUT-yYA