BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Setelah kebangkitan Yesus, musik dalam ibadah menjadi penting, karena menyanyi menjadi sarana untuk mengajar. Lagu “Tambah Kekudusan padaku”
merupakan Himne yang sangat penting untuk dipelajari karena dengan mengetahui
dan memahami latar belakang kehadiran
dan peran-fungsi nyanyian-nyanyian
jemaat dalam ibadah separti lagu Tambah Kekudusan padaku, maka gereja maupun jemaat dapat memahami, memelihara, mengembangkan,
dan mempersembahkannya sebagai penyembahan pujian yang berkenan di hadapan Allah sehingga
Gereja-gereja modern tidak cenderung
untuk melupakan Himne, tetapi semakin mencintai Himne.
Lagu Himne merupakan lagu yang mendapat
posisi tersendiri dalam ibadah Kristen. Hingga saat ini, lagu Himne masih
banyak digunakan oleh gereja dalam berbagai bentuk ibadah, baik ibadah umum
gerejawi maupun ibadah lainnya, seperti persekutuan atau sejenisnya. Selain
lagu Kristen kontemporer, lagu Himne selalu dipakai sesuai dengan liturgi yang
ditetapkan.
Menurut The America Heritage Dictionary of Indo-European Roots, Hymne
adalah sejenis nyanyian pujian, yang biasanya ditujukan untuk Tuhan atau Dewa[1]. Kata “Hymne” sendiri
diserap dari bahasa Yunani, hymnos yang
berarti gita puja,[2].
Dalam kamus The New Universities Webster
Dictionary, hymne berarti a sacred ode expressive of praise or adoration.[3]
Sebagaimana
diketahui, lagu Hymne merupakan lagu “tua”. Semua lagu Hymne yang dipakai
gereja masa kini, sebagian besarnya adalah lagu yang dikarang tahun 1800-an.
Tidak ada lagi pengarang lagu-lagu Hymne tersebut yang hidup pada masa kini.
Tetapi buah tangan mereka masih digunakan dan tetap dikenang sepanjang masa. Himnodi masa awal kekristenan, banyak dipengaruhi
oleh filsafat Yunani, yang pada saat itu
menguasai seluruh kekaisaran romawi.
Filsafat ini berdasarkan spekulasi dan misticisme. Terutama dengan
hal-hal yang berhubungan dengan Kristus, sehingga dapat dikatakan bahwa
nyanyian Kristen mula-mula dijadikan sebagai alat untuk mengajarkan dokrin dan kebenaran Alkitab,
khususnya hal-hal yang berhubungan dengan Kristus di dunia. Namun nyanyian ini
semakin lama-semakin salah digunakan, karena nyanyian ini hanya bagi
orang-orang tertentu saja, sementara jemaat sebagai pendengar saja. Sampai pada
abad pertengahan, melalui Martin Luther, kedudukan atau posisi himnodi yang
sebenarnya dipulihkan bagi semua orang-orang percaya.
Dari sekian lagu himne, saya akhirnya
tertarik untuk memilih dan menganalisa lagu
tambah kekudusn padaku (NKI 104).
lagu “Tambah Kekudusan Padaku” merupakan lagu doa yang berisi tentang
pengajaran mengenai kekudusan, ini yang membuat saya tertarik untuk mengenal
dan menganalisa lagu ini, Dari zaman ke zaman, seni musik terus mengalami
perubahan dan perkembangan yang cepat. Musik yang merupakan bagian dari seni,
menyatu dan tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan manusia.
Khususnya seni musik, pada kenyataannya
telah menjadi kegemaran banyak orang dan telah merasuk ke dalam hati perorangan
maupun kelompok, baik orang muda maupun orang tua. Tak dapat dipungkiri bahwa
musik mempunyai fungsi yang sangat berarti dalam kehidupan manusia. Dan sesuai
dengan mayor pilihan saya, maka dalam tulisan karya ilmiah ini, penulis ingin
mengemukakan dan menjelaskan berbagai hal mengenai musik hymne, khususnya
Paduan Suara yaitu lagu Hymne dengan judul “tambah kekudusan padaku”.
Tentu saja untuk bisa meminpin paduan
suara maka peranan dan kemampuan seorang pemimpin paduan suara sangat
dibutuhkan demi keberhasilan dan keindahan penyajian sebuah lagu. Melihat
perkembangan music yang begitu maju maka seorang pemimpin paduan suara tidak
dapat berdiam diri saja. Namun dilandasi tanggung jawab moral maka seorang
pemimpin paduan suara harus terus berusaha mengetahui dan mengikuti
perkembangan dalam dunia musik. Dan
untuk menjadi pemimpin paduan suara yang Profesional, mutlak dibutuhkan
kemauan dan ketekunan untuk belajar dan berlatih secara terus menerus dan
teratur.
Berdasarkan latar belakang tersebut maka
penulis mengangkat pembahasan ini dalam karya ilmiah dengan judul “Analisis
Lagu Himne Tambah Kekudusan Padaku” penulis sadar bahwa dengan kesadaran tinggi
dari para counductor untuk memahami dan memainkan dengan benar tanda-tanda lagu
yang ada maka akan sangat membantu dalam menghayati suatu lagu sehingga akan
sungguh berkesan dan menjadi berkat bagi orang yang mendengarkannya.
Masalah Pokok
Berdasarkan latar belakang di atas
maka masalah pokok yang akan dibahas adalah:
Pertama, apa makna teoligis dari lagu
“Tambah Kekudusan Padaku”
Kedua, apa unsur-unsur musical yang
terdapat dalam lagu “ Tambah Kekudusan Padaku “
Tujuan
Penulisan
Adapun tujuan penulisan yang hendak
dicapai dalam penulisan karya Ilmiah ini adalah sebagai berikut:
Pertama,
untuk mengetahui sejarah, melodi, harmoni, serta pengajaran teologi yang ada
dibalik dan didalam lagu “Tambah Kekudusan Padaku”
Kedua,
untuk membantu pembaca mengetahui cara menganalisa nyanyian.
Metode
Penelitian
Untuk
mendapatkan data guna penyusunan karya ilmiah ini, penulis mengadakan
penelitian kepustakaan atau Library research dan penelitian lapangan atau field
research kemudian data yang diperoleh
diolah secara deskriptip.
Pertama, studi
kepustakaan, yaitu membaca buku-buku dan majalah serta tulisan-tulisan lainnya
seperti browsing internet.
Kedua,
penelitian lapangan yaitu penulis langsung terlibat memimpin atau melatih
beberapa kelompok paduan suara.
Batasan Masalah
Di dalam
pembahasan mengenai “Analisa Lagu Recital Conducting Tambah Kekudusan Padaku”
ini, pembahasan akan diarahkan kepada Analisa lagu dan teologinya saja.
Mamfaat
Penulisan
Adapun
mamfaat yang diperoleh dari penulisan karya Ilmiah ini adalah:
Pertama, untuk memenuhi salah satu
syarat dalam penyelesaian tugas akhir pada Sekolah Tinggi Theologia Jaffray
Makassar.
Kedua, member pemahaman kepada para
pembaca, bahwa lagu tambah kekudusan padaku memiliki latarbelakang yang indah.
Ketiga, mendorong para pembaca untuk
menganalisa setiap nyanyian-nyanyian.
Sistematika
Penulisan
Untuk mempermudah dalam penguraian
karya ilmia ini, maka dipakai sistematika penulisan sebagai berikut.
Bab
pertama, berisikan pendahuluan yang terdiri atas latarbelakang masalah,
masalah pokok, tujuan penulisan, metode penelitian, batasan masalah, mamfaat
penulisan, dan diakhiri dengan sistematik
penulisan.
Bab
kedua, membahas tentang riwayat hidup Philip Paul Bliss serta karya
musiknya yang dibawakan dalam recital.
Bab
ketiga, menganalisa sala satu lagu yang dibawakan dalam ujian akhir. Bab keempat, merupakan penutup yang
berisi kesimpulan dan saran-saran.
TINJAUAN UMUM
Sekilas
Tentang Philip Paul Bliss
Lagu-lagu
ciptaan dan aransemen Philip Paul Bliss, tidak terlalu dikenali oleh
gereja-gereja di Indonesia, itu sebabnya sedikit orang yang mengetahui siapa
Philip Paul Bliss walaupun dia adalah seorang composer yang sangat terkenal di
kalangan gereja Injili.
Philip Paul Bliss adalah seorang komposer dan penyanyi, lahir di
wilayah Clearfield. Kehidupan masa kecilnya dihabiskan di wilayah pertanian di
Pennsylvania dan Ohio. Di sana, dia tidak mendapatkan kesempatan untuk
mengembangkan diri. Dia baru mendengarkan suara piano untuk pertama kalinya
saat berusia 10 tahun. Pada usia 13 tahun, dia bergereja di Gereja Baptis di
Elk Run. Bahkan, di usianya yang masih muda itu, dia sudah mengalami perubahan
cara pikir yang besar.[4]
Mungkin saat
ini ada sebagian orang Indonesia yang
belum pernah melihat Piano, hal inilah yang terjadi dengan dengan Philip
Paul Bliss saat itu. Walaupun ia sudah mendengar ibunya bercerita tentang alat
musik besar yang disebut piano, namun ia sendiri belum pernah melihatnya
ataupun mendengar bunyi alat musik tersebut.
Philip Paul Bliss lahir pada
tahun 1838 di sebuah pondok kayu, di daerah pertanian yang terpencil, negara
bagian Pennsylvania, Amerika Serikat. Keluarganya miskin sekali. Mereka bekerja
keras, namun masih sering kekurangan. Walaupun demikian, keluarga Paul Bliss
itu amat suka akan musik. Sering mereka bernyanyi bersama-sama. Pada waktu
ayahnya menyadari bahwa Philip memiliki kegemaran akan musik yang melebihi yang
lainnya, ia pergi ke rawa dan memotong sebatang buluh. Dengan pisau raut ia
mengukir sebuah suling kasar untuk putranya yang masih kecil. Philip senang
sekali meniup sulingnya. Ia pun mulai menyimpan uangnya yang sangat sedikit,
dengan harapan bahwa pada suatu waktu kelak ia akan dapat membeli sebuah biola
yang murah.[5]
Ketika Philip
Paul Bliss berumur sepuluh tahun, timbullah dalam benaknya akal yang cukup
baik. la pergi ke sekeliling rawa-rawa
untuk mencari buah-buahan yang tumbuh liar di
daerah itu, untuk dijual di kota.
Dikatakan
bahwa Ketika keranjangnya penuh, ia pun berjalan kaki melalui jalan yang panas
dan berdebu, menuju ke kota. Pakaiannya compang-camping, kakinya telanjang.
Kian kemari ia menyusuri lorong dan jalan kota, sambil menjajakan buah
dagangannya itu. Siapa tahu, mungkin akhirnya ia akan mempunyai cukup banyak
uang untuk membeli sebuah biola. Tiba-tiba anak laki-laki itu berhenti.
Sayup-sayup terdengar musik yang indah sekali. musik yang belum pernah
didengarnya. Dia bertanya dalam hatinya, Apakah gerangan itu bunyi piano, alat musik
besar yang telah diceritakan oleh ibunya? Selangkah demi selangkah ia berjalan
lebih dekat. Sampailah dia di serambi muka rumah sumber suara yang indah itu.
Philip Paul Bliss meletakkan keranjang buahnya di lantai. Dengan malu-malu ia
pun mendekat lagi. Pintu rumah itu kebetulan terbuka. Dengan menahan nafasnya,
anak petani yang gemar akan musik itu masuk dan berdiri terpaku, mendengar
not-not yang begitu indah. Tiba-tiba wanita yang sedang memainkan piano itu
melihat dia. Secara mendadak ia membanting jarinya ke atas tuts piano dengan
bunyi yang keras dan janggal. Ia menatap anak laki-laki yang kotor, berpakaian
jelek, yang sedang berdiri di pintunya.
Philip Bliss mengeluh dengan kerinduan: "Maaf, silakan nyonya main
terus. Belum pernah kudengar musik yang seindah itu." [6]
Keadaannya
keluarganya yang sangat sederhana membuat Philip Paul Bliss harus membiasakan
diri untuk mencari nafka sendiri. Ia benar-benar inginkan sebuah perubahan
dalam hidupnya karena tekatnya yang sangat kuat terhadap musik, hal itu
mengharuskannya berusaha mandiri. Usianya yang masi beliah tidak menyurutkan
semangatnya dalam berusaha sendiri.
Pada umur sebelas tahun,
Philip Paul Bliss sudah keluar dari rumah ibu bapaknya untuk mencari nafkah
sendiri. Ia menjadi seorang buruh di perkebunan, lalu di kehutanan dan di
penggergajian kayu. Sekali-sekali anak yang pandai itu diberi izin pergi ke
sekolah untuk sementara waktu. Kesempatan seperti itu selalu disambutnya dengan
gembira, juga kalau ada kesempatan pergi ke gereja. Pada umur duabelas tahun
Philip Paul Bliss mengaku percaya kepada Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juru
Selamat. Ia pun dibaptiskan atas dasar imannya itu. Ketika ia hanya mencapai
umur 18 tahun, Philip Paul Bliss dianggap sudah cukup terpelajar, meski
bersekolah secara terputus-putus, sehingga ia sanggup menerima jabatan sebagai
guru sekolah desa. Tugas mengajar itu hanya selama 1 musim saja, kalau misalnya
dalam pergantian musim datang lagi cuaca yang baik, terpaksa dia menambah
penghasilannya yang sedikit, dengan bekerja keras di ladang.[7]
Akhirnya
perubahanpun terjadi ketika ia bertemu dengan Lucy Young, yang akhirnya menjadi
istri Philip P. Bliss. Kerajinan, kejeniusan dan ketampanannya membuat keluarga
dari istrinya sangat menyukainya. Keahliannya dalam bidang musik terus
dikembangkan berkat dorongan dari martuanya itu. Dengan bantuan dan dorongan
yang tak diharapkan itu, Philip Paul Bliss tidak hanya kursus musik itu saja,
melainkan juga kursus-kursus lainnya yang serupa ia hadiri, sehingga
kecakapannya di bidang musik semakin berkembang. Berkat dukungan dari seluruh
keluarga isterinya itu, ia kini mengajari banyak murid di sekeliling daerah
dimana dia tinggal
Sekalipun
Philip telah menjadi guru musik yang sangat baik, namun ia terus mengembangkan
dirinya dengan mengikuti pelatihan-pelatihan yang diadakan oleh
berbagailembaga dan orang-orang musik yang diadakan di daerah-daerah yang
dapat dijangkau olehnya. Lambat laun ia
pun mulai mengarang musik. Pada tahun 1864 ia memberanikan diri mengirim sebuah
lagu romantis hasil karyanya kepada sebuah penerbit besar. Permintaannya,
andaikan karangan itu diterima, adalah lain daripada yang lain. Ia minta bukan
uang, melainkan sebatang suling yang bagus.
Seorang redaktur menerima lagu
yang disertai permohonan aneh itu. Kemudian sebatang suling memang dikirim
kepada pencipta lagu tersebut. Tetapi lebih daripada itu, menyusullah suatu
tawaran agar Philip Paul Bliss menerima jabatan tetap di kantor penerbit musik
itu. Maka nama Philip P. Bliss menjadi tenar. Ia lalu mulai menggubah lagu-lagu
rohani. Ia pun mulai memimpin nyanyian sidang dalam kampanye penginjilan
raksasa, seperti yang diselenggarakan masa kini oleh Dr. Billy Graham dan
orang-orang lain. Philip Bliss berperawakan tinggi dan tampan. Suaranya merdu
sekali. Sering dalam kampanye besar-besaran ia pun memperkenalkan kepada orang
banyak sebuah nyanyian pujian yang baru saja dikarangnya sendiri. Maka ia
menjadi terkenal. Philip Paul Bliss
adalah penulis lagu Kristen terkenal kedua dalam sejarah. Ia hidup se-zaman
Fanny Crosby, Charles Wasley dan Ira Sankey, namun ia melampaui mereka semua
sebagai penulis terbesar sepanjang waktu dan penyanyi yang paling tersohor
sepanjang waktu, tetapi dia juga masuk sekolah vokal untuk pertama kalinya di
Towanda, lalu mengikuti kongres musik di Roma dan New York, yang memberikan
kesempatan-kesempatan yang telah lama didambakannya. Pada tahun 1860, dia masuk
Normal Academy of Music di Geneseo, New York. [8]
Lahirnya Lagu Tambah Kekudusan Padaku
Lagu
Hymne “Tambah Kekudusan Padaku” adalah
salah satu Hymne yang paling indah yang diciptakan oleh Philip Paul Bliss,
setelah dia bertobat dan menyerahkan seluruh bakat musiknya dan seluruh
pekerjaannya kepada Tuhan. Menyadari
bahwa segalah kemampuan musik yang dia punya adalah dari Tuhan, ia berkomitmen bahwa ia akan menyerahkan segala
hal dan kemampuannya untuk melayani Tuhan. Komitmen tersebut membuat ia dapat
menulis/mengarang hymne seperti “Tambah Kekudusan Padaku.” Jika diartikan
langsung dari bahasa aslinya Philip Paul Bliss menamai dan menyebut Hymne ini
dengan Judul “ Doaku”[9].
Ribuan
orang Kristen diberbagai belahan dunia telah menjadikan lagu ini sebagai doa
mereka dan hal ini akan menjadi kerinduan hati yang tulus dari ribuan orang
diwaktu yang akan datang. Lagu ini adalah Hymne yang istimewa dan akhirnya lagu
ini terpilih untuk dijadikan sala satu dalam lagu Nyanyian Kemenangan Iman,
hanya saja bahwa lagu Doaku diterjemahkan kedalam kemenangan iman dengan judul
“Tambah kekudusan padaku”[10] dan masih jarang
dinyanyikan dalam ibadah sekarang ini. Paul Paul Bliss sebenarnya sangat
memberi dampak melalui lagu yang sudah
dia ciptakan, terlihat dari lagunya yang banyak digunakan orang-orang masa kini
dalam ibadah-ibadah di gereja. Lagu ini tercipta karena pencipta yaitu Philip
Paul Bliss terinspirasi dengan keadaannya pada saat itu, dimana dalam
kehidupannya doa menjadi kekuatannya dalam menghadapi masa hidupnya.
Disamping
itu lagu tambah kekudusan padaku ini pada saat diciptakan Philip Paul Bliss
memiliki maksud supaya setiap orang dapat menyadari dan memiliki kesempatan untuk mau bertobat, agar
setiap orang punya kesempatan dalam menaikan setiap pergumulan mereka. Melihat
dari segi kata-kata lagu ini banyak orang mulai tersentuh hatinya ketika
mendengar syair yang terdapat dalam lagu ini.
BAB III
ANALISA LAGU
Evaluasi
Statistik
Judul lagu
Tambah
Kekudusan Padaku (NKI. No: 104)
Judul Asli
More
Holiness Give Me
Pengarang
Philip
Paul Bliss, 1873
Penulis Melodi
Philip Paul
Blis, adalah seorang pencipta lagu (khususnya lagu-lagu spiritual) dan komposer
yang sangat terkenal dieranya, kemampuan musikalitasnya sangat terlihat nyata
dari syair dan melodi lagu “tambah kekudusan padaku” ini, yang mana melodi dan
syairnya ditulis sendiri oleh P.P Bliss.
Nada
Dalam
letak tangga nada, lagu Tambah Kekudusan padaku dimainkan pada nada dasar Es
sama dengan do (Es = 1).
Irama
Dalam setiap
selalu mempunyai pergerakan irama tersendiri, seperti terdapat pada lagu ini.
Lagu tambah Kekudusan Padaku, juga memiliki motif irama. Kata Irama sendiri
dapat berarti “sebuah pergerakan melodi yang teratur dan mengalir, karena
munculnya aksen secara tetap. Keindahannya akan lebih terasa oleh adanya
jalinan perbedaan nilai dari satuan-satuan bunyinya, disebut juga ritme ataupun
rhythm.”[11]

Dari sisi lain,
iramah sangat berhubungan erat dengan penekanan lagu atau ketukan dengan teks
lagu dalam setiap bar, yang dalam istilah musik lebih dikenal dengan kata Metrik . metrik yang terdapat pada lagu
ini adalah sebagai berikut:
Ya-Tu-han-tam-bah-kan-pri-ke-ku-du-san….11
Tam-bah-ku-ber-sa-bar-di-ke-su-sa-han…….11
Tam-bah-pe-nye-sa-lan-kar-na-do-sa-ku……11
Tam-bah-su-ka-ci-ta-me-la-ya-ni-Hu……......11
Evaluasi
Analitis
Sumber
nyanyian
Lagu ini
sangat sesuai dengan apa yang di katakana oleh Yesus dalam Imamat 20:7 Maka kamu harus menguduskan dirimu, dan
kuduslah kamu, sebab Akulah TUHAN, Allahmu. 8 Demikianlah kamu harus berpegang
pada ketetapan-Ku dan melakukannya; Akulah TUHAN yang menguduskan kamu.[12]
Kita sebagai manusia harus dikuduskan oleh karena dalam menjalani setiap hidup
tidak pernah kita lepas dari dosa, sangat istimewa karena kita sebagai umat
pilihan Allah selalu diberikan anugerah, lewat pengampunan.
Thema
“Doa
Meminta Kekudusan.”
Alamat Nyanyian
Ditujukan
kepada orang-orang percaya
Kategori
Himne
doa
Musik
Dari segi
melodi, lagu ini sangat sesuai jika melihat pada syair lagu, walaupun dalam
pengamatan secara umum, dari segi terjemahan masih terasa kabur untuk
dimengerti. Sedangkan dari segi
harmonisasi secara umum sangat baik dan seimbang, walaupun dalam beberapa bagian terkesan menoton.
Kecocokan Teks dan Musik
Hubungan antara
teks dengan melodi sedikit berbeda di
ayat ke tiga, seakan-akan bagian ini terkesan dipaksakan antara melodi dengan
teks, baik dari segi jumlah suku kata
maupun dari segi alur melodi.
Cara Pemakaian
Lagu “More Holiness Give Me ” ini di dalam Gereja
Kemah Injil Indonesia, adalah lagu yang sangat jarang dinyanyikan dalam ibadah. Karena lagu ini adalah lagu yang menceritakan tentang pengharapan kepada Yesus
untuk mendapatkan kekudusan, maka lagu ini cocok dinyanyikan sebagai lagu Doa.
karena unsur-unsur yang terdapat dalam teks adalah permintaan, pengharapan, kekaguman dan rasa
syukur akan kasih Tuhan.
Analisa
Teks
Aspek Teologi
Dari segi
teologi, lagu ini sangat sesaui dengan
sejarah perjalanan kekristenan, karena
dari awal kekristenan, selalu ada orang yang jatuh kedalam pencobaan seringkali berbuat
tidak benar dihadapan Tuhan, melalui syair lagu ini kita diajak oleh pengarang
untuk kudus dihadapan Tuhan, hingga sekarang semakin banyak orang yang bertobat
dan percaya pada-Nya. Ketika kita
menyanyikan dan mendengarkan lagu ini,
tentunya kita akan di kuatkan dengan syair-syair yang terdapat dalam
lagu ini.
Lagu Tambah Kekudusan padaku memiliki deskripsi yang tepat dari atribut
seorang murid Yesus Kristus. Dengan kata-kata, kekudusan, hasrat dalam kesabaran dalam penderitaan, kesedihan atas
dosa, iman kepada Juruselamat dan lain-lain.
Teks dan musik dari Tambah kekudusan padaku adalah suatu lagu yang
diciptakan dalam keadaan tidak menentuh dalam mengikut Tuhan, seakan-akan
pencipta yaitu Philip Paul Bliss, merasa jauh dari Tuhan akhirnya lewat lagu
ini dia meminta pengharapan terutama kekudusan kepada Tuhan dan akhirnya dia
bertobat dan menghabiskan beberapa waktu sebagai penginjil dan juga penyair
lagu-lagu Rohani. jelas dalam teks bahwa
dia merasa sangat kekurangan sebagai manusia.
Struktur dasar dari lagu ini adalah permohonan doa berulang-ulang dia
lakukan. Kalau kita perhatikan dalam
ayat pertama bahwa ada hubungan antara memiliki iman kepada Juruselamat dan
rasa perawatan, untuk memiliki kesabaran dalam penderitaan, kesedihan yang
dirasakan karena dosa, memiliki keinginan untuk berusaha dalam berdoa dengan
tujuan untuk menemukan sukacita dalam pelayanan.
Ayat kedua berbicara tentang apa
yang telah Juruselamat lakukan bagi kita, dan merujuk pada ajarannya (berharap
dalam firman-Nya), contoh (kelemahlembutan dalam percobaan), penyaliban (duka,
kesedihan), penebusan (permintaan pengudusan), dan kebangkitan (kemuliaan),
Ayat ketiga secara efektif menjelaskan persyaratan untuk menjadi seperti
Juruselamat dan pulang ke kerajaannya: melayani, mengatasi noda kehidupan bumi,
dan menjadi murni dan suci. Seperti
rasul Paulus menyatakan dalam Alkitab Perjanjian Baru, kekudusan diperlukan
orang-orang yang akan melihat Tuhan.
Doktrin kekudusan merupakan doktrin yang
penting dalam pengajaran Kristen. Dalam tata keselamatan, doktrin kekudusan
termasuk dalam doktrin Soteriologi. Selain dalam Soteriologi, doktrin kekudusan
juga berkaitan dengan Kristologi, karena melalui karya Kristuslah kekudusan
menjadi mungkin dalam hidup seorang yang berdosa.
Tidak dapat dipungkiri bahwa kekudusan
merupakan perjuangan yang vital dalam kehidupan Kristen. Setiap orang yang
sungguh-sungguh mengikut Tuhan akan mengakui bahwa menjalani hidup kudus
bukanlah hal yang gampang. Pengudusan adalah pekerjaan Roh Kudus di dalam diri
siapa saja yang disebut orang percaya. Roh Kudus bekerja untuk menciptakan
kesadaran akan dosa diikuti dengan kesadaran tentang kebaikan Allah yang
menghapus kesalahan melalui karya Yesus Kristus.[13] Kekudusan berarti
terpisah dari dosa.[14]
Dari sekian banyak Himne yang berbicara
tentang kekudusan dalam realitas kehidupan Kristen sehari-hari, lagu More Holiness Give Me,[15]merupakan
salah satu lagu yang memiliki nilai dan pengajaran akan kekudusan yang mendalam
bagi orang percaya. Meski lagu ini tidak terlalu panjang, tetapi apa yang
terkandung dalam setiap bait lagu ini cukup untuk memberikan pemahaman dan
menggugah hati untuk menjalani hidup kekudusan sesuai dengan ajaran Alkitab.
Bait pertama lagu ini mengungkapkan
tentang suatu kerinduan yang besar akan kekudusan. Frase pertama dari lagu ini
berbunyi: “More holiness give me…”. Secara harafiah, kalimat ini berarti:
“tambahkanlah kekudusan kepada ku..”, sedangkan terjemahan Nyanyian Kemenangan
Iman berbunyi:“Ya Tuhan tambahkan pri kekudusan..” Dari frase ini tersiratlah
bahwa kekudusan merupakan sesuatu yang sangat diperlukan dalam kehidupan
beriman, yang diungkapkan bagai sebuah doa yang sungguh kepada Tuhan.
Bahwa Tuhanlah yang memberi dan yang
mengerjakan kekudusan dalam kehidupan orang percaya juga tersirat dalam frase
pertama lagu ini. Penulis lagu ini menyadari kebenaran ini: Kekudusan hidup
tidak dapat diperoleh dengan kekuatan manusia sendiri. Sehubungan dengan hal
ini, Stephen Tong mengatakan bahwa
Kekudusan di mulai dengan mengenal dan berjumpa
dengan Tuhan. Kekudusan dimulai dengan mengenalnya sebagai sifat Allah. Inilah
permulaan dari konsep kekudusan. Kita memerlukan kekudusan, dan kekudusan itu
dimulai dari Allah. Kita dikuduskan oleh Allah. Alkitab mencatat bahwa hanya
ada tiga hal yang dapat menguduskan kita, yaitu: 1) darah Yesus, 2) Firman
Tuhan; dan 3) Roh Kudus. Tidak ada hal lain yang dapat menyucikan kita selain
ketiga hal ini. Oleh darah Tuhan Yesus dosa kita dihapuskan; oleh Firman Tuhan
kita dibersihkan dari semua konsep, semua pemikiran dan kelakuan yang salah,
dan dibawa kembali kepada kebenaran; dan oleh Roh Kudus kita diberi suatu
dorongan dan pengudusan dengan memberikan hidup yang baru.[16]
Pendapat di atas senada dengan apa yang
ditegaskan dalam lagu ini bahwa kekudusan berakar pada Allah dan dimulai dari
Allah. Oleh sebab itu, seperti ungkapan lagu ini, orang percaya perlu berdoa
kepada Tuhan, meminta supaya Tuhan menambahkan kekudusan kedalam hidupnya.
Aspek Rohani
Dari keseluruhan
syair lagu Tambah Kekududsan Padaku, menekankan bahwa setiap orang memerlukan kekudusan. Lagu ini memberi pesan
kepada setiap orang percaya bahwa,
kekudusan sangat diperlukan untuk bertumbuh dalam iman dan kerohanian.
dalam pembahasan penulis di atas, bahwa kekudusan adalah keterpisahan manusia
dari dosa. Perjuangan melawan dosa dan keinginan daging bukanlah perjuangan
yang mudah, oleh sebab itu diperlukan keterlibatan Roh Kudus dalam
memperjuangkan kekudusan, dan Roh Kudus bisa terlibat hanya apabila seseorang
kudus di hadapan Allah.
Roma 10:17
bertata “Jadi, iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran oleh firman Kristu”.
Dengan demikian pertumbuhan didalam kerohanian membutuhkan karya Allah dan
usaha sebagai orang percaya. Itulah sebabnya syair dalam bait pertama dari lagu
ini memohon kepada Allah agar menambahkan kekudusan, sehingga perjuangan setiap
orang percaya dalam mempertahankan kekudusan beroleh kemenangan.
Aspeks Sosial
Dari
segi sosial manusia sangat membutuhkan kekudusan untuk bersosialisasi dengan
Tuhan, karena firman Tuhan berkata
“kuduslah kamu sebab Aku kudus” (1 Petrus 1:16). Dengan demikian tanpa
kekudusan tidak seorangpun layak dihadapan Allah dan layak di hadapan-Nya. Dari
sisi lain, kekuidusan juga diperlukan untuk bersosialisasi dengan sesama karena
pada dasarnya kecenderungan manusia adalah berbuat dosa karena kecenderungan
tersebut hubungan dengan sesamapun dirusak. Ketika dilihat TUHAN, bahwa
kejahatan manusia besar di bumi dan bahwa segala kecenderungan hatinya selalu
membuahkan kejahatan semata-mata (Kej. 6:5).
Semenjak manusia jatuh kedalam dosa, hubungannya dengan Allah dan sesama
menjadi rusak. Hanya karena inisiatif
dari Allahlah hubungan sosial itu dipulihkan, dan jalan yang Allah berikan
adalah hanya melalui kekudusan.
BAB
IV
PENUTUP
Kesimpulan
Sesuai
dengan uraian penulis tentang lagu “Tambah Kekudusan Padaku” dalam karya ilmiah
ini, maka dapat ditarik kesimpulan:
Pertama, dari segi sejarah,
syair lagu ini lahir dari pengalaman hidup Philip Paul Bliss, dimana Philip
Paul Bliss pada saat itu merupakan orang yang terpinggirkan karena keadaannya
yang serba kekurangan khususnya dari segi ekonomi. Namun di tengah-tengah
kekurangannya, ia tidak pernah mengabaikan Tuhannya, Phillip Paul Bliss adalah
orang yang taat kepada Tuhan, dia ingin menyerahkan dirinya untuk menjadi
Hambah Tuhan, dan lagu Tambah Kekudusan padaku diciptakan oleh karena statusnya
sebagai Hambah Tuhan yang harus selalu kudus dalam memberitakan Firman Tuhan,
setiap masalah, penolakan yang dia dapatkan harus dilaluinya dengan sabar dan
tetap bersyukur dalam setuasi apapun. Lagu ini benar-benar telah menjadi doa
yang menguatkannya dalam melalui segalahnya di dalam Tuhan.
Kedua,
dari
segi musik, dalam analisa yang penulis buat terhadap lagu ini, secara
keseluruhan melodi lagu ini sangat sederhana tetapi sangat sesuai dengan pola
pembuatan lagu-lagu Hymn. Dari segi
melodi, lagu ini sangat sesuai jika melihat pada syair lagu, walaupun dalam
pengamatan secara umum, dari segi terjemahan masih terasa kabur untuk
dimengerti. Sedangkan dari segi
harmonisasi secara umum sangat baik dan seimbang, walaupun dalam beberapa bagian terkesan menoton.
Ketiga,
Dari segi teologi, lagu ini sangat sesaui dengan sejarah perjalanan kekristenan, karena dari awal kekristenan, selalu ada orang
yang jatuh kedalam pencobaan seringkali
berbuat tidak benar dihadapan Tuhan, melalui syair lagu ini kita diajak oleh
pengarang untuk kudus dihadapan Tuhan, hingga sekarang semakin banyak orang
yang bertobat dan percaya pada-Nya,
ketika menyanyikan dan mendengarkan lagu ini, tentunya banyak orang-orang akan dikuatkan dengan syair-syair yang
terdapat dalam lagu ini.
Keempat,
pesan
utama yang ingin disampaikan oleh pengarang melalui nyanyian Tambah Kekudusan
Padaku ini adalah “doa memintah kekudusan”.
Ketika manusia kudus dihadapan Tuhan maka hidupnya juga akan terasa
sempurna oleh karena Roh Kudus selalu berdiam dalam dirinya. karena firman Tuhan
berkata “kuduslah kamu sebab Aku kudus” (1 Petrus 1:16). Dengan demikian tanpa
kekudusan tidak seorangpun layak dihadapan Allah.
Saran-Saran
Melalui apa yang telah
penulis bahas dalam karya ilmiah ini, penulis
ingin memberikan beberapa saran kepada
para pembaca karya ilmiah ini.
Adapun saran-saran yang dapat penulis berikan adalah sebagai berikut:
Pertama, berdasarkan analisa penulis terhadap lagu
ini, lagu ini adalah nyanyian Hymn yang sangat baik, baik dari segi musikalitas
maupun dari teologi yang terkandung di dalam nyanyian ini. Oleh karena itu, lagu-lagu
seperti ini harus tetap ada di dalam ibadah-ibadah kristiani.
Kedua, sangat penting bagi
setiap orang percaya menganalisa setiap lagu-lagu yang akan di bawakan di
ibadah-ibadah saat ini mengingat banyaknya nyanyian-nyanyian rohani yang muncul yang
pengajarannya belum tentu sesuai dengan pandangan Firman Tuhan.
Ketiga,
pola
analisa nyanyian yang penulis buat dalam karya ilmiah ini adalah pola analisa
yang sangat mendasar dalam menganalisa sebuah nyanyian, dengan harapan bahwa
setiap pembaca dapat belajar bagaimana pola dalam menganalisa nyanyian-nyanyian
rohani.
DAFTAR PUSTAKA
Alkitab
Alkitab. Lembaga
Alkitab Indonesia, 1974.
Kamus
Calvert Watkins, The American Heritage Dictionary of Indo-European Roots, s.v. Hymn.
Bdk, Kamus Besar Bahasa Indonesia, s.v.
himne
Eko Endarmoko, Teasurus Bahasa Indonesia, s.v, himne
Joseph Devlin, The New Universities Webster Dictionary, s.v.
hymn
Latifah
Kodijat-Marzoeki. Istilah-Istilah Musik. Jakarta:
Djambatan, 1995.
Buku Nyayian
Nyanyian Kemenangan
Iman.
Bandung: Kalam Hidup, 1984
Hymns
of the Christian Life. Harrisburg: Christian
Publications Inc, 1886, no. lagu 147. Untuk terjemahan Indonesia dipakai
terjemahan dari Nyanyian Kemenangan Iman, Bandung: Yayasan Kalam Hidup, 2013,
no. lagu 104.
Buku-Buku
J. C. Ryle, Aspek-Aspek Kekudusan. Surabaya: Momentum, 2010, 9.
Sinclair
Ferguson, Hati yang Dipersembahkan kepada
Allah. Surabaya: Momentum, 2010, 101
Stephen Tong, Pengudusan Emosi. Surabaya: Momentum, 2007, 5.
Makalah
Siahaan,
Rohani. “Himnodi”. Makassar: Sekolah Tinggi Theologia Jaffray, 2006
Internet
Kisa hidup Philip p. bliss, diakses tgl
05 maret 2013, tersedia di http:// www.wholesomewords.org/biography/biobliss3.html
LAMPIRAN
LAGU-LAGU RECITAL
- Judul :Alleluia
Ciptaan/
Arr :Radall Thompson, 1889.
Nada :1 = D
Birama
:4/4
Sinopsis :Alleluia adalah sebuah karya dari
seorang composer ternama Radall Thompson. Lagu Alleluia
terinspirasi oleh perang di Eropa,
korban-korban yang berjatuhan, membuat Thompson ingin menuangkannya dalam
sebuah syair yang menunjukan keadaan tersebut. dan ia menuangkan kisah tersebut dalam
sepenggal syair yakni “Alleluia”. Kata "Haleluya" Dengan demikian, kata Alleluia
dalam syair lagu ini mengandung arti
yang sangat dalam yakni tetap mengucap syukur sekalipun ada penderitaan.
2.
Judul :Tambah
Kekudusan Padaku
Ciptaan/Arr :Philip Paul Bliss 1873
Nada :Do=Es
Birama :6/4
Tempo :-
Sinopsis :lagu
ini diciptakan sebagai hyme dan pencipta menginginkan lewat pujian ini banyak
orang yang bertobat dan mereka di kuduskan dalam setiap apa yang mereka perbuat
terutama dalam pelayanan.
3. Judul :Ya Bapaku, Dengarlah Doaku
Ciptaan/Arr :Arnoldus Apituley 2009
Nada :Do=c modulasi ke D
Tempo :Andante-Lento kembali ke Andante
Birama :4/4
Sinopsis :
lagu ini diadaptasi dari Mazmur 116: 1-13. Mazmur 116:1-13 berisikan tentang
permohonan raja Daud kepada Allah, ketika dia mengalami ketakutan, kesesakan,
kedukaan, bahkan maut sekalipun, Tuhan menjadi tempat permohonannya. Dalam
doanya, dengan yakin ia berkata bahwa “hai jiwaku, kembalilah tenang”, karena
dia mengingat bahwa Tuhan telah dan akan
berbuat baik kepadanya.
4.
Judul :Go out in Joy
Ciptaan/Arr :Eugene Butler
Nada :Do=AS
modulasi ke Do=D kembali ke Do=As Modulasi lagi ke Do = C dan terakhir modulasi
ke Do = A
Birama :4/4
Tempo :138 berubah ke tempo lambat 112
kembali ke tempo 138
Sinopsis :lagu
ini di adaptasi dari Yesaya 55:12, dimana keseluruhan dari isi lagu ini
mencaritakan bagaimana jaminan Tuhan bagi setiap orang yang dipanggil keluar
untuk menyampaikan kebenaran Firman Tuhan. Perintah Tuhan untuk keluar dengan
sukacita adalah berdasarkan janjia-Nya
pada ayat sebelumnya (ay 11) bahwa, Firman Tuhan tidak akan keluar dengan
sia-sia.
5.
Judul :Indah KasihNya
Pencipta/Arr :Habel Kombongkila’ 2010
Nada :Do=C
Birama :4/4
Tempo :75
Sinopsis :lagu
ini merupakan sebuah pengalaman hidup dari pencipta dimana ketika beliau
didalam kesedihan, Tuhan Yesus tidak pernah meninggalkan, tetapi justru selalu
memberikan kekuatan dan penghiburan
kepadanya.
Selain lagu “Indah KasihNya” pengarang
pun sudah menciptakan lagu-lagu yang lain diantaranya:
1. Kaulah
Tuhan yang berkuasa
2. Bermazmur
BagiMU
3. Telah
Melihat Terang
4. Mars
Himpunan Pemudah Bonggakaradeng (HPBK)
5. Mengkatoba’komi
(toraja)
6. Pengkilalai
tu Puang (toraja)
[1] Calvert Watkins, The American Heritage Dictionary of
Indo-European Roots (Oxford: Claredon Press, 1980), s.v. “Hymn”. Bdk, Kamus
Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2001), s.v. “himne”
[2] Eko Endarmoko, Teasurus Bahasa Indonesia (Jakarta: Gramedia, 2006) s.v,
“himne”
[3] Joseph Devlin, The New Universities Webster Dictionary (Cleveland:
The World Syndicate Publishing co, 1937), s.v. “hymn”
[4]Kisa
hidup Philip p. bliss, diakses tgl 05 maret 2013, tersedia di http://
www.wholesomewords.org/biography/biobliss3.html
[5] Ibid
[6]Ibid
[7] Ibid;
[8] Ibid;
[9] Eko Endarmoko, Teasurus Bahasa Indonesia, s.v, himne
[10]
Nyanyian Kemenangan Iman, (Bandung:Kalam Hidup, 1984),78
[11]
M. Soeharto, Kamus Musik, (Jakarta:Grasindo,
1992),hal 56
[12]
Teks Alkitab Terjemahan Baru (TB), LAI 1974
[13] J. C.
Ryle, Aspek-Aspek Kekudusan, (Surabaya:
Momentum, 2010), 9.
[14]
Sinclair Ferguson, Hati yang
Dipersembahkan kepada Allah (Surabaya: Momentum, 2010), 101
[15]Hymns of the Christian Life, (Harrisburg:
Christian Publications Inc, 1886), no. lagu 147. Untuk terjemahan Indonesia
dipakai terjemahan dari Nyanyian Kemenangan Iman (Bandung: Yayasan Kalam Hidup,
2013), no. lagu 104.
[16] Stephen
Tong, Pengudusan Emosi (Surabaya:
Momentum, 2007), 5.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar